19.17

Tangan manusia

05.41

Applikasi

21.19

Thema

21.13

Aplikasi Game

21.08

Download Aplikasi

20.40

Mimpi yang Membawa Hikmah

Mimpi yang Membawa Hikmah

kiamat94
Khalifah Umar bin Abdul Azis pernah gemetar ketakutan. Bukan karena menghadapi musuh di medan pertempuran. Tetapi ketika beliau mendengar cerita tentang alam akhirat.
Semua perbuatan manusia di dunia akan dimintai pertanggungjawabann ya di akhirat. Di akhirat kelak setiap manusia akan diperintahkan berjalan melewati jembatan shiratal mustaqim. Manusia akan terlempar ke neraka jika tidak bisa melewati jembatan itu. Sebaliknya, manusia tersebut akan menikmati keindahan surga jika bisa melewati jembatan itu.
Setiap manusia akan menemui kesulitan dan kemudahan yang beragam saat berjalan di atas jembatan shiratal mustaqim. Jika selama hidup di dunia, manusia itu banyak beramal saleh, ia akan mudah melewatinya. Jika tidak, iaakan sulit berjalan di atas shiratal mustaqim. Bahkan, besarkemungkinan iaakan terlempar dan jatuh ke jurang neraka di bawahnya.
Hal itu membuat banyak orang khawatir. Tentu saja. Sebab, kita tidak pernah tahu secara pasti apakah selama di dunia kita tergolong orang yang banyak beramal saleh atau justru banyak berbuat dosa. Nah, perasaan itu juga dirasakan khalifah Umar bin Abdul Azis. Apalagi waktu khalifah Umar bin Abdul Azis mendengar cerita seorang hamba sahaya tentang mimpinya di suatu hari.
Umar bin Abdul Azis tertarik waktu hamba sahaya itu bercerita. “Ya, Amirul Mukminin. Semalam saya bermimpi kita sudah tiba di hari kiamat. Semua manusia dibangkitkan Allah, lalu dihisab. Saya juga melihat jembatan shiratal mustaqim.”
Umar bin Abdul Azis mendengarkan dengan seksama. “Lalu apayang engkau lihat?” tanyanya.
“Hamba melihat satu per satu manusia diperintahkan berjalan melewati jembatan shiratal mustaqim. Penguasa Bani Umaiyah, Abdul Malik bin Marwan, hamba lihat ada di antara orang yang pertama kali dihisab. la berjalan melewati jembatan shiratal mustaqim. Tapi, baru dua langkah, dia sudah jatuh ke dalam jurang neraka. Saat ia jatuh, ubuhnya tak terlihat lagi. Hamba hanya mendengar suaranya. la terdengar menangis dan memohon ampun kepada Allah,” jawab hamba sahaya itu.
 Umar bin Abdul Azis tertegun mendengar cerita itu. Hatinya gelisah.
“Lalu bagaimana?” ia bertanya dengan gundah.
“Setelah itu giliran putranya, Walid bin Abdul Malik bin Marwan. Ia juga terpeleset dan masuk ke dalam jurang neraka. Lalu tiba giliran para khalifah yang lain. Saya melihat, satu per satu mereka pun jatuh. Sehingga tidak ada yang sanggup melewati jembatan shiratal mustaqim itu,” kata sang hamba sahaya.
Umar bin Abdul Azis tercekat karena merasakan takut dan khawatir dalam dadanya. Sebab, ia juga seorang khalifah. la sadar, menjaga amanah kepemimpinan dan kekuasaan itu sangat berat. Dan ia punyakin, setiap pemimpin harus bisa mempertanggungjawab kan kepemimpinannya. Tidak ada seorang pun yang akan lolos dari hitungan Allah.
Jantung Umar seketika berdegub kencang. Nafasnya memburu. Ia cemas, jangan-jangan nasibnya akan sama dengan para pemimpin lain yangdikisahkan hamba sahaya itu. Karena cemas dan takut, Umar bin Abdul Azis meneteskan air mata. Ia menangis.
“Ya, Allah. Apakah aku akan I bernasib sama dengan mereka yang dilihat hamba sahaya ini di dalam mimpinya? Apakah aku telah berlaku tidak adil selama memimpin? Pantaskah aku merasakan surga-Mu, ya Allah?” bisik Umar bin Abdul Azis di dalam hati. Air matanya kian deras mengalir.
“Lalu tibalah giliran Anda, Amirul Mukminin,” kata hamba sahaya itu.
Ucapan hamba sahaya itu menambah deras air mata Umar bin Abdul Azis. Umar kian cemas. Kecemasan Umar membuat tubuhnya gemetaran. Ia menggigil ketakutan. Wajahnya pucat. Matanya menatap nanar kesatu sudut ruangan.
Saat itu, Umar bin Abdul Azis mengingat dengan jelas peringatan Allah SWT, “Ingatlah pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. Dikatakan kepada mereka, “Rasakanlah sentuhan api neraka”
Hamba sahaya itu justru kaget melihat reaksi khalifah Umar bin Abdul Azis yang luar biasa. Dalam hati, ia merasa serba salah. Sebab, ia sama sekali tidak punya maksud untuk menakut-nakuti khalifah. Ia sekadar menceritakan mimpi yang dialaminya.
Melihat kepanikan khalifah, hamba sahaya itu lalu berusaha menenangkan Umar bin Abdul Azis. Namun, Umar bin Abdul Azis belum bisa tenang. Maka, hamba sahaya itu pun meneruskan ceritanya dengan berkata, “Wahai, Amirul Mukminin. Demi Allah, aku melihat engkau berhasil melewati jembatan itu. Engkau sampai di surga dengan selamat!”
Mendengar itu, Umar bin Abdul Azis bukan tersenyum apalagi tertawa. Ia diam. Cukup lama Umar tertegun. Cerita itu benar-benar membuatnya berpikir dan merenung.
Ada hikmah yang lalu dipetik Umar dari cerita itu. Dan sejak itu, ia menanamkan tekad untuk lebih berhati-hati dalam amanah kekuasaan. Itu adalah amanah Allah yang sangat berat.

20.22

Mengetahui kiamat dari sabda Rasullah?



Mengetahui kiamat dari sabda Rasullah?

              Setelah mempelajari beberapa ilmu yang telah aku dapatan di sekolah. Banyak sekali diantaranya yang telah mengubah pola pikirku. Kadang aku ingin sekali membuat beberapa penemuan bersejarah. Walaupun Hanya dg sebuah teori yg mungkin sulit untuk di terapkan. Namun tidak bisakah semua keinginan berawal dari mimpi?


              Baik, sekarang mulai pada pokok pembahasan. Baru2 ini telah ditayangkan sebuah film yg mengangkat tema akan datang nya hari kiamat. Namun sebenarnya kapan kiamat yg sesungguh nya terjadi? Apakah benar 21 Desember 2012? Begitu pintarkah seorang manusia yang bahkan tidak bisa membuat se'ekor semut mengetahui kapan datangnya hari akhir itu? Sungguh sangat ironis sekali jika kita semua mempercayai idealis idealis dari kaum kafir yang telah dilaknat Allah SWT.

              Jika hanya sekedar teori yg mungkin bisa terjadi. Mungkin persoalan itu wajib harus di diterima. Karena hari "KIAMAT" Adalah salah satu rukun iman yg tak bisa terbantahkan dan wajib kita imani. Namun jika sudah diberi imbuhan berupa tgl, bln, dan thn trjadinya. Lain lagi ceritanya, bahkan bisa di bilang SESAT. Para nabi yang di berikan wahyu oleh ALLAH pun tidak ada yang berani menyebutkan kapan kiamat yg sesungguhnya akan terjadi. Itu karena ALLAH tidak ingin ada seorang pun di buana ini yg mengetahui hari akhir itu.

Semua rahasia ALLAH adalah ketetapanya yang tak dapat diubah (Takdir) dan tidak ada seorangpun yang boleh mengetahuinya. Semuanya mengenai itu tak akan tertera di sebuah catatan apapun, dalam Lauh Mahfudz sekalipun.

Banyak hadist2 dari Rasulullah SAW yg telah membahas secara detail mengenai hari kiamat beserta dengan urutan2 kejadianya. Namun hanya sebatas itu dan tidak ada penjelasan mengenai waktu tepat terjadinya.

Subhanallah dan sunguh Maha Besar Allah yg telah mengutus rasul nya ( Nabi Muhammad SAW ) untuk menyampaikan semua wahyunya, termasuk hari kiamat. Dan tahukan anda bahwa hanya Nabi Agung Muhammad SAW saja yang telah menyampaikan mengenai urut urutan hari akhir secara detail, tidak ada yang lain (nabi). Itu membuktikan bahwa memang hari akhir akan terjadi setelah kekhalifahan beliau habis, atau setelah beliau wafat. Dan beliau juga telah memberitahukan sebuah pedoman mengenai hari akhir tersebut, beliau pernah bersabda bahwa:
"Jarak hari kiamat dengan kelhalifahan beliau bgaikan jarak antara jari tengah dan jari telunjuk",
Begitu dekatkah? Memang, namun semua sabda beliau adalah sunnah2 yg bersumber dari perintah2 Allah Swt. Untuk menuntun semua umatnya agar selalu ingat kepada tuhan yg hanya ada satu yaitu ALLAH SWT,

Dibalik sabda beliau tersebut sebenarnya mungkin menyimpan sebuah makna. Yaitu, ukurlah jarak antara jari tengah dan jari telunjuk mka akan mendapatkan perbandingan 7 : 1. Dari hasil tersebut kita dapat membagi pada tahun jarak kekhalifahan beliau dg turunnya nabi Adam as. Dan menambahkan hasilnya dengan tahun setelah kekhalifahan beliau. Maka mungkin itulah jarak yang dimaksud. Wallahua'lam bishowab

Semoga dengan semua tuntunan2 dari nabi Muhammad Saw, tersebut dapat meningkatkan keimanan kita dan juga keimanan pada hari akhir. Ingatlah bahwa masih ada perjalanan panjang setelah kita mati nanti. 40,000 tahun lagi kita akan mengalami pnasnya terik di padang mahsyar, tak ada yang membuat kita terpayungi dari panas nya matahari kecuali dari amal kita sendiri.
Musthofa,Annas.2009smkpgri2ponorogo.12A